Kota Paris yang begitu indah nan romantis tiba-tiba menjadi
kota yang mencekam dan menegangkan karena serangkaian serangan penembakan, aksi
bom bunuh diri dan panyanderaan pada tanggal 13 November 2015 lalu. Awalnya,
Pada hari jumat 13 november lalu, malam hark di Paris berlangsung seperti
biasanya. Penduduk lokal dan wisawatan mengunjungi restoran, menonton konser,
keluar malam di malam menjelang akhir pekan.
Namun Paris menghadapi serangan teror, dan ini adalah kali
kedua dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Januari lalu, Paris sempat
diguncang ketika sekelompok orang menyerang kantor majalah satire Charlie
Hebdo.
Pada peristiwa 13 november lalu, setidaknya ada enam
penembakan berlangsung di Paris dan tiga ledakan terjadi di stadion nasional
Stade De France di Saint-Denis. Total jumlah korban tewas sedikitnya ada 153
orang dalam aksi penembakan di Paris dan pemboman di Saint-Denis.
ISIS mengklaim serangan mereka di Paris tersebut merupakan
sebagai balas dendam atas keterlibatan Perancis dalam serangan udara koalisi
Internasional pimpinan Amerika Serikat untuk menggempur markas ISIS di Irak dan
Suriah. Apalagi, beberapa jam sebelum kejadian, Amerika serikat dan para
sekutunya termasuk Perancis dan Rusia, mengumumkan berhasil menewaskan anggota
militan ISIS, Jihadi John. Jihadi John adalah pria yang sering muncul di
berbagai video propaganda ISIS. Beberapa pemenggalan sandera ISIS diyakini
dilakukan oleh Jihaldi John, sehingga dia menjadi salah satu target utama
Amerika Serikat dan para sekutunya.
Amerika Serikat, Perancis dan Rusia merupakan koalisi tunggal dan besar yang
memerangi kelompok ISIS.
Pasca serangan ini, Perancis akan terus menggempur kelompok
militan ISIS ini di Suriah. Pemerintahan Perancis juga berencana memperpanjang
status gawat darurat yang
Diberlakukan Perancis. Sebelumnya, Presiden Perancis,
Francois Hollande berjanji akan memberikan respon yang keras terhadap serangan
di Paris. Lalu, perancis juga meminta Amerika Serikat dan Rusia untuk
memperkuat kerjasamanya dalam memerangi kelompok ISIS.
0 komentar:
Posting Komentar